Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Adwar Ramuan Tradisional Untuk Memabukan Ikan

 

akar tuba
Sumber: wikipedia


Manusia di zaman dulu punya beragam cara untuk bertahan hidup. Teknik-tekni tradisional seperti berburu, menangkap berbagai hal yang bisa dikonsumsi salah satunya adalah berburu ikan. Cara menangkap ikan dengan metode tradisional sudah ada sejak ribuan tahun. Misalnya, menangkap ikan dengan cara memacing menggunakan tali/nelon dan, kail dan umpan. Cara menangkap ikan dengan cara menjala atau menjaring. Ada juga teknik lain dengan memanah, atau menggunakan tombak yang dirancang untuk untuk menangkap ikan. Dan, seperti yang akan di bahas dalam artikel ini adalah metode menangkap ikan dengan menggunakan tumbuhan-tumbuhan khusus untuk memabukan ikan.  Menariknya, tumbuhan-tumbuhan yang dipakai di alam oleh orang Papua, juga di gunakan oleh masyarakat nusantara lainnya. 

Misalnya, orang Dayak memiliki ilmu pengetahuan obat-obatan tradisional yang sama dengan masyarakat suku Biak. Ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian sehubungan dengan dunia botani masyarkat Nusantara. Orang Jawa menyebut tungkul, jelun atau jenu. Orang Sunda menyebutnya areuy kidang, orang Mandura menyebutnya tobha, jheno, mombul. Adapun nama-nama lain seperti akar tuba, tuwa laleur. Umumnya di Papua disebut akar tuba dalam bahasa Melayu. Di wilayah pesisir tanah Papua, masyarakat pesisir Papua memiliki nama-nama dari setiap sukunya. 


Cara Menangkap Ikan Tradisional dengan Adwar

ADWAR kadang ditulis Aduar atau disebut juga Airares/Arires dalam bahasa ilmiah Derris eliptica  merupakan tumbuhan yang digunakan oleh suku Biak zejak lampau untuk membuat pusing atau meracuni ikan yang terkena racun, belut kali seperti Sakon (bahasa Biak), maupun memiliki khasiat fungsi lainnya. Dalam bahasa Indonesia kita sering menyebutnya tuba (akar tuba) yang masuk dalam famili fabaceae (leguminosae). 

Secara tradisional akar tuba digunakan sejak dahulu kala oleh masyarakat Nusantara. Konon, mereka akan mengambil akarnya, mengubur akar tersebut agar menghasilkan banyak cairan seperti susu, warna khas putih. Setelah proses penyimpanan beberapa hari, akarnya akan ditumbuk sampai menghasilkan getah atau cairan kental yang banyak kemudian akan digunakan untuk memabukkan atau merancuni ikan.

Cara Bekerja Akar Tuba

Bagaimana cara bekerjanya akar tuba? Buku Budi Daya Tanaman Obat secara Organik menjelaskan bahwa "Kandungan bahan aktif dalam akarnya adalah rotenon yang menyerang otot-otot, khususnya otot pencernaan, sehingga organisme yang diserang menjadi lumpuh organ cernanya dan akhirnya mati kelaparan." (Ir. Agus Kardian, M. Sc, Dkk, 1957:28).

akar tuba
Sumber: Internet


Entah darimana orang Biak mendapat pengetahuan ini, yang jelas penggunaan akar tuba ini sangat luas di Nusantara. Suku-suku lain di Nusantara menggunakan akar tuba dengan fungsi yang sama yaitu sebagai ramuan tradisional untuk meracuni ikan, belut atau digunakan sebagai pestisida. Menurut beberapa penelitian bahwa tuba sebagai pengganti pestisida sintetis. Menurut, peneliti tuba lebih ramah lingkungan dan aman jika manusia terpapar.  Selain itu, tuba rupanya dipakai oleh manusia untuk tujuan pengobatan penyakit kulit seperti untuk menyebutkan kudis, sebagai anti nyamuk. Jadi, boleh dibilang akar tuba ini memiliki sejumlah manfaat kesehatan. 

Aduar (Adwar) ini terdapat dalam cerita legenda suku Biak, seperti cerita gadis Yomga di kampung Saba, Biak Timur. Konon, seorang perempuan bernama Yomga memiliki kekasih yang merupakan seekor ular. Suatu ketika,  dua saudara laki-laki Yomga ingin mencari ikan di laut., mendengar rencana tersebut, sang ular pun mengatakan kepada kekasihnya Yomga untuk memberitahukan kepada kedua saudaranya untuk mengambil adwar (airares). Yomga pun segera memberitahukannya kepada kedua saudaranya. Mereka mengambial akar tuba kemudian meracuni banyak ikan di laut. Dua bersaudara ini, akhirnya menangkap banyak ikan dari menggunakan airares.

Pemanfaatan Jenis Tumbuahan Lain

Selain adwar, orang Biak-Numfor juga menggunakan beberapa jenis tumbuhan baik pemanfaatan buah, daun maupun akar untuk menangkap ikan. Beberapa diantaranya seperti Rabon, Mofer, Kakup, Usim, "Maninger, Namer, Roi nanyan" dan beberapa jenis lainnya (F. J. F. Van Hasselt, 1947:302). Ketika musim Wampasi tiba, air laut menjadi surut, dan banyak orang akan berbondong-bondong ke laut mencari ikan. Mereka akan membuat salah satu metode tradisional menangkap ikan yaitu Snap Mor atau Sofer. Dalam proses Sofer ini, masyarakat juga akan membawa adwar, dalam menangkap ikan, belut dalam lubang-lubang batu atau cela-cela batu di laut. Di masa kini, penggunaan Adwar masih kerap dipakai oleh suku Biak khususunya masyarakat di kampung-kampung, kadang para nelayan juga menggunakan Rabon dan Mofer untuk meracuni ikan. Para nelayan Biak Numfor umumnya kini lebih banyak menggunakan pukat jaring ikan, pancingan, dan menyelam ikan (molo-molo), serta melakukan snap mor.  

Orang Papua telah lama mengenai berbagai teknik-teknik berburu menggunakan alam, baik dalam mencari ikan di laut maupun di hutan. Pemahaman mereka telah diperoleh dari leluhur-leluhur mereka yang telah lama mempelajari kehidupan di lautan maupun di didarat. 

Catatan: Jika teman-teman memiliki informasi terkait teknik atau metode penangkapan ikan tradisional. Silahkan berbagi agar bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang iktiologi. Kami juga senang menerima berbagai informasi lain dari suku-suku di Indonesia yang mungkin teman-teman miliki. Harapan kami, semua informasi ini bisa menambah pemahaman kita, siapa tahu kita bisa memanfaatkan beragai metode tradisional untuk menambah pendapatan kita. 

Post a Comment for "Adwar Ramuan Tradisional Untuk Memabukan Ikan"