Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Suku Biak

 

napmor
Sofer (Napmor) yang dilakukan tahun 1900-an. 

SOFER (NAPMOR)

TEKNIK atau cara  tradisional menangkap ikan pada masa lampau sangat beraneka ragam. Mulai dari penggunaan alat penikam ikan, alat pancing, pukat atau jaring, racun ikan dan lainnya. Masyarakat Papua bagian pesisir, lembah, maupun masyarakat yang hidup di sungai-sungai, danau sejak zaman leluhur mereka memiliki berbagai cara menangkap ikan baik itu ikan yang hidup di laut, di kali, muara, sungai, dan danau.  Meskipun cara-cara penangkapan masih tradisional di zaman dulu, orang Papua tahu cara melindungi ikan, memelihara secara alami ekosistem makluk hidup yang hidupnya di air. Dan, ini membuat mereka dapat mengkonsumsi ikan dari generasi ke generasi. 

Ikan menjadi menu utama dalam rumah tangga keluarga-keluarga, dan masyarakat dalam sebuah kampung. Betapa manfaatnya konsumsi ikan, sehingga bagi masyarakat Papua, mereka telah mencaritahu berbagai teknik penangkapan ikan secara tradisional. Artikel ini akan secara khusus menyoroti salah satu bagian dari tradisi Suku Biak yakni tradisi menangkap ikan dengan metode tradisional menggunakan jaring pukat. 

Ada salah satu teknik zaman dulu yang digunakan orang Biak Numfor dalam menangkap ikan yaitu Napmor (Snapmor). Apa itu Napmor? Snap mor adalah teknik menangkap ikan dengan cara menjebak ikan ke dalam perangkap batu yang awalnya telah disusun, ditumpuk atau ditimbun membentuk lingkaran atau persegi dengan tinggi batu yang disesuaikan dengan pasang surut air. Setelah ikan terjebak kemudian orang-orang dengan bebas menangkap ikan yang terkurung/terjebak baik dalam pasir, batu, kolam-kolam kecil. Kata mor atau mamor dalam kamus bahasa Biak-Indonesia berarti timbunan batu. (Soeparno, 1977:3, 39)


snapmor
Sumber: Facebook H. Hastuti, 2019

Selain Napmor, ada istilah lain yang digunakan seperti Sofer dan Aker tetapi pada prinsipnya sama yaitu tumpukan, menimbun, atau menyusun batu melingkari atau mengelilingi suatu tempat (F.J. F. Van Hasslet, 1947:24). Belakangan cara paling sederhana dari snapmor ini mengalami perubahan yang signifikan. Kini, masyarakat hanya menggunakan jaring dengan ukuran panjang dengan mengurung (pele) tempat tertentu ketika air pasang sampai air surut (meti), kemudian orang akan menggunakan berbagai peralatan untuk menangkap ikan yang tersembunyi dalam batu, tersesat dalam pasir maupun yang bersembunyi di rumput laut atau lumut. 

Umumnya masyarakat akan melakukan Nap Mor pada musim Syor Wampasi. Ini adalah bulan dimana terjadinya meti besar (air laut surut atau kering di siang hari). Biasanya seseorang yang memiliki keahlian, kemampuan atau kecakapan khusus dalam membaca bintang (ilmpu perbintangan), menghitung air pasang surut dan mengetahui kondisi alam, setelah itu ia akan menentukan kapan dan dimana snap mor ini akan dilakukan. Orang yang memiliki keahlian ini disebut Mamfakir. Kemampuannya dalam menghitung waktu yang cocok menurut penanggalan tradisional suku Biak. Dan, jika perhitungannya meleset ini juga akan mengganggu akfitas dari proses menangkap ikan. Maka, ketelitian, kecermatan dalam hal ini sangat penting.

Anda dapat melihat pada foto-foto dalam tulisan ini baik foto di tahun 1900-an, dan foto di tahun 2016 dan 2019 proses Nap Mor tengah berlangsung. Masyarakat datang ke lokasi napmor dengan membaca berbagai alat untuk menangkap ikan mulai dari kalawai (pasan, manora), ret/alat penembak ikan (roi sbuki pam ine), tapisan ikan (arsam), dan alat lainnya.  

Tradisi Snap Mor (Sofer, Aker) telah turun temurun dari leluhur kepada generasi-generasi berikutnya. Pada prosesnya ada beberapa tahap yang dilakukan namun secara umum yaitu: 

1. Merencanakan, menetukan kapan akan dilakukan Sofer (Aker, Nap Mor)

2. Menyiapkan perlatan penangkapan seperti jenis-jenis tali-tali tertentu dengan ukuran panjang atau jaring pukat.   

3. Ketika semua rencana sudah matang dengan berbagai perlengkapan, pelaksanaannya segera dijalankan yaitu dengan memasang tali/jaring untuk melindungi wilayah snap mor. Pada masa lampau menggunakan jenis-jenis tumbuahan atau tali hutan untuk membatasi areal snap mor. Penggunaan tali ini kebanyakan tidak lagi digunakan sebaliknya menggunakan jaring pukat ukuran panjang. Batu-batu yang dikumpulkan sebelumnya akan disusun atau ditumbuk membentuk lingkaran atau persegi empat pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. Tujuan dari batu-batu ini adalah untuk menjebak ikan masuk ke dalam kolam buatan itu. 

snapmor budaya tradisi tangkap ikan
Sumber: Facebook Hans Alexander Yawan, 2016

Tradisi ini sampai sekarang masih dibikin di kampung-kampung di Biak, Supiori dan Numfor bahkan dalam even pariwisata seperti festival Munara Wampasi yang setiap tahun diselenggarakan pemerintah kabupaten Biak Numfor. Selain Nap Mor ada juga tradisi suku Biak dalam menangkap ikan pada malam hari seperti Kamambor, Kakuken, Pampam dan yang lainnya. Metode-metode tradisional ini cukup efektif dalam mencari dan menangkap ikan untuk memenuhui kebutuhan manusia Papua. Dari hasil sofer atau napmor ini, biasanya masyarakat juga akan menjual hasil tangkapan mereka di pasar-pasar tradisional. 

Tradisi snap mor ini tidak hanya ada dalam tradisi suku-suku di Papua, namun dapat ditemukan juga jauh sampai di kepulauan Pasifik seperti di Fiji, Papua Nugini dan sukus-uku pesisir di kepulauan Nusantara. Tradisi ini merupakan tradisi paling awal peradaban manusia dalam menangkap ikan secara tradisional. Manusia telah lama mengembangkan metode dan teknik menangkap ikan masa sebelum masehi hingga tahun masehi. 

Di zaman moderen, perilaku manusia dalam mengkonsumsi ikan jauh lebih besar, banyak negara-negara berkembang di dunia membutuhkan pasokan ikan dari negara-negara lain. Kita bisa melihat eksport ikan setiap tahun bisa menghasilakn milyaran rupiah. Hal ini juga mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kelautan mengembangkan berbagai teknologi canggih seperti jaring pukat raksasa, kapal-kapal besar yang bisa menangkap dalam jumlah yang sangat besar.    

CATATAN: Jika dalam tulisan ini ada informasi tertulis yang belum begitu mendetail, jelas, dan tidak akurat, atau mungkin ada istilah-istilah penamaan lain yang mungkin teman-teman tahu bisa menambahkan di kolom komentar. Tulisan ini akan terus diperbaharui dan dikembangkan sehingga bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kasumasa! 

Post a Comment for "Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Suku Biak"