Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Insamen Nama Ikan dalam Bahasa Biak

 

Ikan Insamen

INSAMEN (Lethrinus ornatus, Lethrinus lentjan)

Pengetahuan masyarakat lokal di kepulauan Biak Numfor mengenai jenis-jenis ikan (iktiologi byak) terekam jelas dalam berbagai sebutan nama-nama ikan dalam bahasa Biak. Orang Biak Numfor mengenal beberapa jenis ikan gutila (sikuda) seperti Lethrinus ornatus, Lethrinus lentjan (Insamen), Lethrinus obsoletus (Insrowen), Lethrinus conchyliatus, Lethrinus amboinensis, Lethrinus nebulosus, Lethrinus semicinctus, Lethrinus erythracnthus, Inswaker dan Insambras.  

Insamen merupakan salah satu jenis yang dalam bahasa ilmiahnya disebut 
Lethrinus ornatus, Lethrinus lentjan. Secara etimologi insamen terdiri dari dua suku kata yaitu in+ samen yang kemungkinan berarti ikan yang menyisip. Atau ikan yang suka menyisip di pasir. Ikan ini sering bersembunyi di pasir jika terjebak atau mendapat serangan tertentu. Insamen termasuk keluarga Lethrinidae. Nama "Insamen" hanya dikenal oleh masyarakat Biak Numfor, lambat laun, istilah nama ini mulai populer oleh masyarakat Papua di beberapa kabupaten dan provinsi. Ini tidak terlepas dari pengaruh internet dan media sosial seperti facebook, youtube, blog dan lain-lain. Orang-orang Biak sering menggunakan istilah kata bahasa Biak dalam percakapan bahasa Melayu Papua sehari-hari, sehingga suku-suku lain mulai mengetahui istilah atau nama-nama bahasa Biak.  Jika, Anda mengetik "Insamen" di facebook atau di youtube, anda akan melihat kata kunci nama "insamen" muncul.  Sayangnya, di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring/online nama "Insamen" belum di masukan di sana. Kami berharap istilah-istilah nama-nama ikan dalam bahasa Biak bisa dimasukan dalam Kamus Bahasa Indonesia, sehingga istilah nama ikan bisa dapat dipakai oleh banyak kalangan masyarakat umum, mahasiswa, dan siswa di jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. 

Masyarakat Indonesia di kepulauan Nusantara mengenal ikan tersebut dengan beragam nama seperti asual, asuan, gotila, gopo, katambaq, ketamba, kutambak, matahari, ramin, dan sikuda. Insamen adalah ikan yang sangat viral di Indonesia. Potensi bisnis ikan Insamen juga sangat menjanjikan. Jika, pengelolahan ikan berjalan dengan baik, ini bisa mendatangkan sumber pedapatan bagi para nelayan dan tentu ini menjadi konsumsi bagi masyarakat. 

POTENSI IKAN INSAMEN

Ikan memiliki potensi yang sangat menunjang perekonomian masyarakat Indonesia terkhusus masyarakat Papua yang mata pencariannya adalah nelayan. Komoditas perikanan sungguh menjanjikan, sebab ada banyak jenis ikan yang telah diekspor ke luar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, Australia dan Singapura. Ada beberapa jenis yang di ekspor ke luar negeri seperti Ikan Cakalang, Ikan Tongkol, Ikan Kakap dan Ikan Tuna termasuk beberapa jenis lainnya. Prospek bisnis ikan Insamen di Indonesia juga cukup menjanjikan karena ikan jenis ini banyak dikonsumsi banyak orang, dan permintaan di warung-warung, restoran akan ikan ini juga meningkat pesat. Insamen sering dijual di pasar-pasar tradisional Biak dan merupakan ikan yang paling banyak ditangkap.  

Pasar-pasar di kabupaten Biak Numfor, sering menjual ikan mentah Insamen dengan harga berkisar Rp. 50.000,- hingga Rp. 1000.000 rupiah per tali. Selain di jual mentah, Insamen dibuat menjadi Ikan Garam/Ikan Asin, ada juga yang menggoreng Insamen kemudian ditamba Keladi, Petatas dan Sayur kemudian di jual dengan harga Rp. 25.000 hingga 100.000 ribu rupiah per piring.    

METODE PENANGKAPAN

Orang Biak Numfor menangkap ikan Insamen dengan berbagai cara yaitu ditangkap menggunakan jaring atau pukat, ada yang menggunakan alat tangkap pancing tangan (hand line), ada juga menggunakan metode teknik penangkapan lainnya. Ikan Insamen banyak dikonsumsi karena populasinya yang banyak. Ikan ini biasanya ditangkap di jaring baik dilakukan pada siang hari maupun malam hari yang mereka sebut sebagai Kamambor. Masyarakat Biak Numfor juga kerap memancingnya dengan umpan Inkainum (Kelomang, coenobita brevimanus), menggunakan Kombrof (gurita), umpan cacing dan umpan ikan. Di masa kini, umpan kelomang di beberapa tempat sudah mulai berkurang sehingga para nelayan banyak menggunakan umpan ikan, umpan gurita maupun umpan buatan di toko-toko penjual umpan.  Beberapa kasus penangkapan ikan ini dilakukan menggunakan potasium yang tentu sangat berbahaya bagi terumbu karang dan dapat menghancurkan pertumbuhan ikan insamen. Maka, bagi para nelayan hendaknya tidak menggunakan metode yang dapat membahayakan ekosistem laut dengan menggunakan bahan-bahan atau zat-zat yang dapat merusak terumbu karang maupun ikan.   

Selain itu, pada musim Wampasi (Wamfasis) biasanya diadakan Snap Mor (sofer) semacam teknik menangkap ikan dengan cara mengurung ikan pada saat air pasang dan ketika air surut ikan akan terperangkap di tempat atau kolam-kolam di laut. Di saat Snap mor inilah ikan Insamen akan bersembunyi di dalam pasir, rumput laut (lumut).  

Ikan Insamen

Selain di jual mentah, ikan ini juga sering di asar (asap), digoreng dan dijual. Di beberapa tempat bahkan ikan ini dibuat ikan garam. di pulau Numfor ikan garam atau ikan kering ditemui di kampung-kampung yang membuat ikan garam. Apalagi ikan ini juga cocok di garamkan, sebab memiliki tekstur yang lembut dan sangat enak. Insamen menjadi salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat nelayan suku Biak. Dan ikan ini juga menjadi konsumsi masyarakat Biak pada umumnya.   


Ikan Insamen


Jika Anda belum pernah mencicipinya cobalah untuk membeli Insamen di pasar terdekat. Atau Anda bisa mendatangi warung-warung yang menjual ikan tersebut. Dan rasakanlah nikmatnya Insamen, salah satu ikan terkenal dalam kalangan masyarkat Biak Numfor.

CATATAN: Jika teman-teman punya informasi lain sehubungan dengan nama dan jenis ikan ini silahkan di bagikan melalui kolom komentar. Pengetahuan iktiologi Byak ini penting untuk membantu kita mengetahui tradisi-tradisi leluhur suku Biak yang sejak lama telah mempelajari kehidupan ikan.   

Post a Comment for "Insamen Nama Ikan dalam Bahasa Biak"